Header Ads

LightBlog

Wednesday 23 November 2011

Atletik Lompat Tinggi



Atletik lompat tinggimerupakan olah raga yang menguji keterampilan melompat dengan melewati tiang mistar. Tujuan olah raga ini untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar tersebut dengan ketinggian tertentu.
Tinggi tiang mistar yang harus dilewati atlet minimal 2,5 meter, sedangkan panjang mistar 3,15 meter. Lompat tinggi dilakukan di arena lapangan atletik. Lompat tinggi dilakukan tanpa bantuan alat.
Dalam pertandingan, mistar akan dinaikkan setelah peserta berhasil melewati ketinggian mistar. Setiap peserta akan diberi peluang sebanyak tiga kali untuk melakukan lompatan.
Jika peserta tidak berhasil melewati mistar sebanyak tiga kali berturut-turut, dia dinyatakan gagal. Untuk menentukan kemenangan, parapeserta harus berusaha melompat setinggi yang dapat dilakukan.

Sejarah Lompat Tinggi

Meskipun event lompat tinggi diikutsertakan dalam kompetisi pada Olimpiade awal Yunani kuno, kompetisi pertama lompat tinggi tercatat berlangsung pada awal abad ke-19, tepatnya di Skotlandia, dengan ketinggian hingga 1,68 meter. Pelompat pada masa itu menggunakanmetode pendekatan langsung atau teknik gunting.
Lompat tinggi tidak dilakukan secara sembarangan. Ada gaya-gaya tertentu yang harus dikuasai oleh para atlet agar terhindar dari kecelakaan.
Pada abad ke-19, peserta lompat tinggi melompat dan mendarat di atastanah yang berumput dengan menggunakan gaya gunting, yaitu dengan cara membelakang. Gaya ini ternyata banyak mengakibatkan cedera para peserta.
Sementara kini, lompat tinggi dilakukan dengan mendarat di sebuah matras. Atlet lompat tinggi sekarang banyak mengunakan teknikfosbury flop.
Gaya dalam Lompat Tinggi
Biasanya, atlet yang mengambil bagian dalam lompat tinggi mempunyai postur badan kurus dan tinggi. Berikut adalah gaya-gaya yang biasa digunakan atlet dalam lompat tinggi.


1. Gaya Fosbury Flop
Gaya fosbury flop diperkenalkan oleh Dick Fosbury pada 1968. Dalam gaya fosbury flop, awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung atau agak melingkar. Saat menolakkan, kaki harus kuat, dibantu dengan ayunan kedua tangan untuk membantu mengangkat seluruh badan.
Bila kaki tolakan menggunakan kaki kanan, tolakan harus dilakukan di sebelah kiri mistar. Pada waktu menolakkan kaki bersamaan dengan kedua tangan ke atas di samping kepala, badan melompat ke atas membuat putaran 180 derajat dan dilakukan bersama-sama.

2. Gaya gunting (Scissors)
Gaya gunting disebut juga dengan gaya sweney. Pada saat melakukan gaya ini, atlet lompat mengambil awalan dari tengah. Bila melakukan tumpuan menggunakan kaki kiri pada saat akan melompat, ia mendarat dengan kaki kiri lagi. Saat di udara, badan berputar ke kanan, mendarat dengan kaki kiri, dan sikap badan menghadap kembali ke posisi awalan tadi.

3. Gaya Guling Sisi (Western Roll)
Gaya ini bisa dikatakan menyerupai gaya gunting. Apabila kaki kiri digunakan sebagai tumpuan, mendarat pun dilakukan dengan kaki kiri lagi. Sementara itu, bila kaki kanan yang dijadikan tumpuan, mendarat pun menggunakan kaki kanan. Perbedaannya terlihat dari teknikawalan. Gaya gunting mengambil awalan dari tengah, sedangkan gaya guling sisi dari samping.

4. Gaya Guling (Straddle)
Dalam gaya guling ini, pelompat melakukan awalan dari samping antara 3, 5, 7, atau 9 langkah, bergantung ketinggian yang diperlukan. Satu hal yang  penting, saat mengambil awalan, langkahnya ganjil. Gunakan kaki kanan atau kiri untuk menumpu. Sementara kaki lainnya untuk mengayun ke depan.
Jika kaki ayun telah melewati mistar, balikkan badan hingga sikap badan menelungkup saat di atas mistar. Posisi pantat usahakan lebih tinggi dari kepala sehingga kepala jadi tertunduk.
Pada waktu mendarat, jika tumpuan menggunakan kaki kiri, yang pertama kali mendapat adalah kaki kanan dan tangan kanan. Lalu, berguling menyusuri punggung tangan dan berakhir pada bahu.

No comments:

Post a Comment